Masalah sampah terutama di kota besar tidak kunjung juga selesai, bahkan keberadaan sampahpun semakin menumpuk. Sampah tersebut bisa berasal dari : sampah rumah tangga, usaha rumahan dan pariwisata. Dalam rangka menunjang program kerja Bidang Pendidikan, DWP Kemenko Bidang Kemaritiman mengadakan workshop Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, yang diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 1 Desember 2016 bertempat di Gedung BPPT 1 Jakarta. Hadir mewakili DWP Pusat , Ibu Jullie Lukman Hakim didampingi Ibu Emmy AE. Sakya
Dalam workshop tersebut dihadirkan 4 orang pembicara dari berbagai latar belakang yang membahas tentang bagaimana mengatasi Limbah Sampah Rumah tangga.
Narasumber pertama, Dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp.KK seorang penggiat lingkungan hidup, dengan judul presentasi Bumi Titipan Anak Cucu Kita. Dikatakan bahwa kita wajib waspada karena Indonesia adalah sebagai penyampah laut nomor 2 terbesar di dunia.
Pada tahun 2050 lautan di Indonesia akan lebih banyak plastik dari pada ikan. Hal ini merupakan ancaman sumber pangan makhluk hidup. Konsumsi pangan atau bahan baku obat yang tercemar akan mengakibatkan perkembangan otak menjadi terhambat, timbulnya penyakit kanker dan autoimmune diusia muda.
Sementara itu, Dr.Sri Wahyono, S. Si.M.Sc, mengatakan bahwa mengolah sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan Konsep 3 R yaitu Reduce ( mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah ), Reuse ( kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung) dan Recycle (memanfaatkan kembali sampah melalui proses pengolahan). Kuncinya adalah memulai sekarang juga, dari hal kecil dan dari diri sendiri.
Dr.Eng. Bayu Indrawan, SE,ST,MT dalam paparannya yang berjudul Bisnis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Teknologi (sistem Hidrotermal & Pirolisis), lebih membahas pengelolaan sampah dengan mesin berteknologi tinggi dengan sisi bisnisnya. Seiring perkembangan teknologi dan zaman, pandangan tentang sampah mulai berubah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi yang cukup menjajnjikan, seperti dijadikan bahan bakar atau pupuk. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin dari Jepang yang diperkenalkannya.
Adapun sebagai penutup sesi, Ir. Adi Wibowo memaparkan makalah yang berjudul “Kota Tanpa Sampah, Mungkinkah ?” Dikatakan bahwa setiap orang mampu melakukan upaya untuk mengurangi atau memproduksi sampah. Misalnya dengan selalu membawa tas sendiri saat belanja, membawa wadah sendiri saat kepasar, membeli produk yang tidak sekali pakai, memasak dan mengkonsumsi seperlunya saja supaya tidak ada yang tersisa, sisa masakan atau makanan jangan dibuang dan yang terakhir jadikan kompos.
Acara workshop dilengkapi dengan paparan dari “KODARLING” Komunitas sadar lingkungan dari Puspiptek Serpong. Komunitas ini memperagakan cara membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan yang limbah yang ada, serta memperagakan pembuatan kompus dan biopori
Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda syukuran 1 tahun DWP Kemenko Bidang Kemaritiman.
Penulis: Ella
Editor: Jlh