JAMBI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan Jepang, terkait pengolahan sampah dan limbah, baik limbah medis, limbah sawit, maupun limbah rumah tangga. Gubernur Jambi Zumi Zola, Kamis (6/4), telah melakukan pertemuan dengan perusahaan Jepang tersebut, yakni Shinko Teknik Indonesia.
Zola mengatakan, langkah penjajakan kerja sama ini dilakukan karena melihat keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jambi, yang membuat pemerintah tak bisa banyak berbuat. “Kita harus bekerja sama dengan investor dalam melakukan pembangunan. Karena itu, saya selalu mempromosikan Jambi di tingkat nasional dan internasional dalam segala sektor,” ujar Zola usai pertemuan. Zola menambahkan, perusahaan Jepang tersebut tertarik berinvestasi dalam pengolahan limbah sampah medis yang sangat dikeluhkan dan limbah dari sawit yang mengeluarkan bau tidak sedap, dan sering menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Ada tiga peluang dalam mengolah limbah, yaitu pengolahan sampah rumah tangga, limbah medis dari rumah sakit, dan limbah sawit dari perusahaan, berupa tandan buah kosong yang dijadikan untuk bahan bakar dan pupuk,” ungkap Zola. Dikatakannya lagi, bentuk kerjasama dari Pemerintah Provinsi Jambi yang akan dilakukan dengan investor adalah dengan menyediakan lahan untuk pembangunan pabrik yang sesuai dengan perizinan. "Tapi jangan sampai dengan pembangunan pabrik mengakibatkan masyarakat menjadi terganggu," tegas Zola. Ia menyebut, pertemuan itu merupakan langkah awal dari bentuk kerjasama yang ditawarkan. Namun, kata Zola, Pemprov akan mengkaji dulu, keuntungan apa yang bisa didapat masayarakat serta meminta pihak perusahaan memperhitungkan kembali secara matang agar cepat segera direalisasikan.
Sementara, Perwakilan Shinko Teknik Indonesia, Dr. Eng Bayu Indrawan menjelaskan, pengolahan limbah dengan memanfaatkan sampah menjadi energi bio massa sangat membantu dalam mengatasi permasalahan sampah. Caranya, dengan mengkonversikan limbah menjadi bahan bakar padat dan cair dan semua limbah sampah dapat diproses kecuali limbah besi dan kaca. Lebih lanjut Bayu mengatakan, pengolahan limbah ini telah dilakukan di Summareccon Tangerang. Dari pengolahan limbah yang telah dilakukan, dapat menampung 50 ton per hari dengan kapasitas 100 ton per hari. Limbah cair yang dihasilkan mencapai 2.000 liter per hari, dimana hasil limbah cair tersebut setara dengan solar atau premium.
“Pengolahan limbah medis juga telah dilakukan di Bandung yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Jasa Medist dengan menampung 1 ton sampah medis perhari,” kata Bayu. Ia mengharapkan Provinsi Jambi bisa bekerjasama dalam pengolahan limbah medis untuk menghasilkan energi bio massa. Melalui pengolahan limbah medis, rumah sakit tidak perlu repot lagi mencari tempat pembuangan limbah medis. “Wilayah Sumatera belum ada yang mengolah limbah medis ini, diharapkan Provinsi Jambi menjadi pertama yang mengolah limbah medis ini,” pungkasnya.
sumber : Metro Jambi